Kalurahan Murtigading

"Jathilan adalah salah satu kebudayaan jawa. Jathilan itu merupakan gerak tari tari yang bervariasi secara lokal dan unsur magis, dengan piranti bambu yang dirancang atau dikepang membentuk jaran atau kuda yang disebut jaran kepang. Saat memainkan kesenian ini nantinya ada roh roh yang memasuki para penari. Jathilan ini dinamakan jathilan kuda sembrani, kenapa? Karena jathilan kuda sembrani ini nantinya ada 2 kuda atau sepasang kuda yang paling berbeda dari kuda yang lainnya, dan kuda tersebut tidak dibuat dari bambu seperti kuda kepang lainnya, tetapi kuda sembrani ini terbuat dari lulang atau kulit asli yang tebal. Asal mula kuda sembrani kalo bahasa jawanya tiban atau datang secara tiba tiba, dipercaya kuda ini memiliki roh nenek moyang.., dan tidak sembarang orang bisa menaiki kuda ini, hanya orang yang bisa dan tertentu untuk menaiki kuda sembrani yaitu kalo dibilangnya keturunan dari yang merawat atau memiliki kuda ini, karena sepasang kuda sembrani ini juga dirawat dengan sejaji. Penunggang atau yang menaiki jaran sembrani ini juga harus melakukan ritual ketika akan menunggangi kuda sembrani. Biasanya penunggang akan melakukan ritual puasa selama satu hari malam. Saat penunggang ini menaiki kuda tersebut, kesadaran penunggang ini sudah dikendalikan oleh roh roh yang ada di kuda sembrani." Acara tersebut dilaksanakan pada hari minggu 26 agustus 2018 di Dusun Krangean, Gadingsari, Sanden, Bantul, pukul 11.00 am-22.00 pm, demi keamanan penonton untuk kegiatan terserbut panitia mengadakan parkir dengan biaya permotor Rp 5.000,00 dengan menonton sepuasnya. Acara tersebut sangat-sangat menarik, serem, rame dan yang paling penting bisa menambah guyup rukun, kompak, menyambung silatorohim kepada warga krangean, kleyodan dan sekitar dusun-dusun se kecamatan sanden. (opi)